• Depan
  • › Kategori: Artikel
  • › IDENTIFIKASI LANGKAH AWAL PENGEMBANGAN DESA EDELWEIS WONOKITRI

IDENTIFIKASI LANGKAH AWAL PENGEMBANGAN DESA EDELWEIS WONOKITRI


Oleh : Siti Maya, A.Md

Dalam rangka mendukung pelestarian edelweis di TNBTS termasuk upaya pemanfaatannya, TNBTS membuat konsep pengembangan edelweis dengan nama land of edelweis.  Konsep Land of Edelweis TNBTS ini dibagi menjadi 2 hal utama, yaitu Pembinaan Habitat Edelweis di dalam kawasan TNBTS dalam rangka perlindungan dan pengawetan keanekaragaman hayati dan Desa Edelweis TNBTS di kawasan penyangga dalam rangka pemanfaatan secara lestari yang dikemas dalam pemberdayaan masyarakat.
Pada dasarnya konsep Desa Edelweis TNBTS ini untuk menjembatani kepentingan konservasi  tumbuhan edelweis  di TNBTS serta kepentingan adat dan budaya Masyarakat Tengger yang memanfaatkan bunga edelweis sebagai bunga wajib pada rangkaian sesaji yang bermakna harapan agar leluhur selalu abadi.
Prioritas pengembangan wisata Desa Edelweis TNBTS ini dilaksanakan di 2 (dua) desa yaitu Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan dan Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Mengawali kegiatan pengembangan Desa Edelweis TNBTS ini, kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah identifikasi. Kegiatan identifikasi perlu dilakukan untuk menggali potensi dan permasalahan yang akan menjadi dasar pembentukan Desa Edelweis dalam rangka pengembangan wisata desa edelweis berbasis masyarakat.
Kegiatan identifikasi  pengembangan Desa Edelweis pertama kali dilaksanakan di Desa Wonokitri Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Minggu, pada tanggal 11 Februari 2018 di Pendopo Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan.
Dalam pertemuan Proses identifikasi Desa Edelweis tersebut dipimpin oleh Kepala Seksi PTN Wilayah II dan dihadiri oleh pemerintah Desa Wonokitri, tokoh adat/masyarakat Desa Wonokitri, pemuda/pemudi Desa Wonokitri dan ibu-ibu PKK Desa Wonokitri serta stake holder terkait.
Mengawali kegiatan tersebut, Kepala Desa Wonokitri (Pak Iksan) dalam sambutannya beliau memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan desa wisata edelweis di Desa Wonokitri dan berharap bisa menjadikan desa edelweis sebagai icon atau label khusus bagi Desa Wonokitri. Pada zaman dulu edelweis banyak dijumpai dipinggir jalan sampai ladang warga, namun saat ini keberadaan edelweis sudah jarang dijumpai karena edelweis banyak dipetik oleh warga untuk digunakan sesaji. Edelweis bagi suku tengger merupakan salah satu tumbuhan sakral yang tidak tergantikan oleh tanaman lainnya, bila edelweis punah maka budaya adat tengger juga akan punah. Sebenarnya warga menginginkan menanam edelweis, hanya saja tidak mengetahui cara menanam edelweis seperti apa. Kami bersyukur TNBTS mempunyai program pengembangan desa edelweis yang dapat dikembangkan di Desa Wonokitri, ujarnya demikian.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Bidang PTN Wilayah I Pasuruan, dalam paparannya beliau menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan pengembangan wisata desa edelweis berbasis masyarakat di desa penyangga TNBTS adalah untuk melestarikan edelweis di TNBTS dan sekitarnya, melestarikan edelweis sebagai tumbuhan sakral Tengger, meningkatkan partisipasi masyarakat Tengger dalam pengelolaan kawasan TNBTS dan sekitarnya serta meningkatkan perekonomian masyarakat melalui desa edelweis.  Selain itu beliau menyampaikan  rangkaian kegiatan-kegiatan pengembangan desa edelweis selama 1 (satu) tahun yang akan dilaksanakan di Desa Wonokitri, seperti halnya identifikasi desa edelweis pembentukan kelompok desa edelweis, penyusunan rencana kerja tahunan kelompok, pelatihan budidaya edelweis, penanaman edelweis, pemeliharaan edelweis, workshop pembuatan paket wisata edelweis, dan festival edelweis. Harapan pengelola TNBTS, kegiatan ini dapat dilaksanakan bersama masyarakat Desa Wonokitri dan terbentuk desa edelweis TNBTS di Desa Wonokitri. Sebagai stimulan TNBTS akan memberikan bantuan kepada kelompok yang sudah terbentuk di desa Wonokitri, serta memberikan pendampingan adar kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan dapat berjalan dengan lancar.
Untuk menjadikan desa menjadi desa edelweis tentunya diperlukan profil desa, sejarah pengembangan menuju desa edelweis berikut uraiannya:
    Profil Desa Wonokitri
Berdasarkan monografi Desa Wonokitri tahun 2014, Desa Wonokitri secara topografi berada pada wilayah dan bentang alam mulai dataran (30 %) sampai perbukitan dan pegunungan (70 %) dengan ketinggian sekitar 1900 meter dpl.  Dengan curah hujan 2200 mm per tahun menjadikan desa ini memiliki jumlah bulan hujan sebayak 6 bulan selama setahun.  Suhu udara maksimal di sekitar desa wonokitri  23 derajat celcius dan suhu udara minimal 16 derajat celcius.
Jumlah penduduk desa Wonokitri sebanyak 3032 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1497 jiwa dan perempuan sebanyak 1535 jiwa dan terdiri dari 685 Kepala Keluarga.  Dengan jumlah penduduk tersebut, 90 % nya adalah memiliki mata pencaharian sebagai petani, sedangan 5 % sebagai buruh tani dan sisanya 5 % profesi sebagai pedagang. 
Dengan melihat distribusi mata pencaharian masyarakat Desa Wonokitri tersebut, maka diharapkan kedepannya nanti pengembangan dan berbagai pelatihan kerja untuk memberikan keterampilan lebih kepada masyarakat termasuk pengembangan Edelweis sebagai salah satu tanaman endemik di wilayah ini dan sudah ada sejak turun temurun yang dapat memberikan keuntungan baik dari segi finasial maupun non fnasial seperti terjaganya kelestarian tumbuhan edelweis di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Desa sekitarnya.   
    Persiapan menuju Desa Edelweis TNBTS di Desa Wonokitri
Pada tahun 2016 telah diresmikan Taman Edelweis TNBTS di Musola BSM Penanjakan yang berada di RPTN Gunung Penajakan oleh Ibu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Siti Nurbaya Bakar). Taman Edelweis juga berfungsi sebagai taman percontohan dan disiapkan sebagai sumber benih Edelweis bagi masyarakat Desa Wonokitri.  Pada tahun yang sama, telah dilakukan juga identifikasi di desa Wonokitri yang telah ditanami tanaman Edelweis yaitu  di Punden Kramat, seluas 25 x 50 m2 dan pada halaman depan Pura Desa Wonokitri.
April 2017 terkumpul 13 pemuda Desa Wonokitri yang memiliki komitmen tinggi dalam mewujudkan Desa Wonokitri sebagai Desa Edelweis TNBTS secara swadaya. Komitmen tersebut ditindaklanjuti dengan belajar budidaya Edelweis dari biji di Taman Edelweis Musola BSM Penanjakan dan Kantor Resort PTN Gunung Penanjakan dan sampai akhirnya pemuda Desa Wonokitri dapat membudidayakan tanaman Edelweis secara mandiri. Kemudian pada bulan Agustus 2017, Desa Wonokitri mengajukan diri bersedia menjadi Desa Edelweis TNBTS yang diketahui oleh Kecamatan setempat. Selain itu,pihak TNBTS telah menyerahkan 200 bibit indukan F1 Edelweis untuk Desa Wonokitri yang kemudian ditanam di Pura sebagai sumber benih desa terebut.
November 2017, Ibu-ibu yang tergabung dalam WHDI (Wanita Hindu Dharma Indonesia) Desa Wonokitri dan Ibu-ibu PKK mulai tergerak untuk belajar budidaya Edelweis. Pada kesempatan tersebut, pihak TNBTS melalui penyuluh Kehutanan (Birama Terang Radityo) diminta untuk melatih budidaya Edelweis. Namun,TNBTS memberikan kepercayaan tersebut kepada pemuda Desa Wonokitri yang sudah berhasil budidaya Edelweis untuk menjadi instruktur pelatihan budidaya Edelweis. Pihak TNBTS hanya menjadi sebagai pembuka acara dan pendamping dalam kegiatan tersebut.
Hingga  Desamber 2017 pemuda Desa Wonokitri  berkesempatan tampil pada kegiatan pameran TNBTS, hingga menjadi interpreter bagi tamu-tamu dinas TNBTS di Cemorolawang. Wartawan yang biasanya hanya meliput Edelweis TNBTS, melihat pemuda Wonokitri bersemangat dalam giat swadaya dalam mewujudkan Desa Edelweis sampai akhirnya diliput kegiatan itu.
Januari 2018, 8 Pemuda Desa Wonokitri telah ujicoba sebagai interpreter untuk mendampingi 54 rombongan wisatawan. Kegiatan tersebut dinyatakan cukup berhasil, wisatawan senang bisa belajar budidaya Edelweis mulai dari pembibitan, perawatan, sampai ke penanamannya.

    Dukungan Kepala Desa Wonokitri dan Tokoh Masyarakat dalam Menyongsong Desa Edelweis TNBTS pertama di Desa Wonokitri.
Kepala Desa Wonokitri memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan desa wisata Edelweis di Desa Wonokitri dan berharap bisa menjadikan desa Edelweis sebagai icon atau label khusus bagi Desa Wonokitri. Selain itu, Kepala Desa Wonokitri memfasilitasi lahan seluas 25 x 25 m2  untuk ditanami Edelweis.
Disamping itu, Ketua RT Desa Wonokitri yang terdiri dari 25 RT, memberikan dukungannya melalui surat pernyataan untuk menanam Edelweis dalam rangka pembentukan desa Edelweis. Berdasarkan dari hasil rekapan surat pernyataan dibutuhkan bibit Edelweis sebanyak 5690 bibit. Dimana bibit-bibit tersebut akan ditanam di halaman rumah-rumah warga.
Masyarakat mempercayakan Desa Edelweis di gerakkan oleh Pemuda Desa Wonokitri dan Ibu-ibu PKK sebagai pendukung dalam mensukseskan penanaman Edelweis dirumah-
Harapannya ke depan, Desa Wonokitri dapat menjadi desa wisata Edelweis yang  dapat menarik minat wisatawan, sehingga pengunjung Bromo tidak hanya dapat berwisata ke Bromo saja akan tetapi dapat mengunjungi Desa Wisata Edelweis Wonokitri. Salam konservasi  !!!