PENTINGNYA FOTOGRAFI DALAM UPAYA PELESTARIAN KEHATI
Oleh : Koestriadi Nugra Prasetya (PEH BBTNBTS)
Kita berpacu dengan laju kepunahan. Ya, mau tidak mau, suka tidak suka itulah fakta yang kini sedang terjadi. Penurunan populasi baik flora maupun fauna, khususnya spesies prioritas kerap menghantui para pejuang konservasi. Di lain sisi, predikat yang disandang yaitu sebagai negara dengan mega-biodiversity terbesar sekaligus sebagai salah satu negara dengan laju kepunahan spesies tertinggi. Karenanya, upaya pendataan dan penelitian menjadi tantangan utama yang harus segera dilakukan.
Dahulu sebelum era digital, para peneliti dan pemerhati keanekaragaman hayati (kehati) menuangkan hasil penelitian mereka dalam tulisan dan sketsa. Dan hasilnya bisa kita nikmati dan bahkan gunakan sampai sekarang. Buku Flora Pegunungan Jawa misalkan, sebagai salah satu karya fenomenal dimana orang indonesia asli pun terlibat didalamnya. Buku lainnya Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan karya John MacKinnon dkk, yang menjadi rujukan utama atau bisa dikatakan kitab nya para pengamat burung di Indonesia. Kesemuanya dituangkan dalam sketsa dan tulisan hasil jerih payah penelitian mereka selama ini.
Terimakasih tiada terhingga tentu kita sampaikan kepada mereka karena dengan karya mereka tersebut kita menjadi tahu akan kekayaan kehati negeri yang kita cintai ini. Dengan adanya buku-buku tersebut kita menjadi kenal dengan flora maupun fauna yang ada di Indonesia walau mungkin belum melihat secara langsung di alam. Lalu apa tugas kita sebagai generasi penerus dalam upaya menghargai karya tersebut dan melanjutkan perjuangan mereka ?.
Memasuki era digital, perkembangan teknologi pun menjadi semakin pesat. Istilah fotografi mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Dan untuk bisa mendokumentasikan sesuatu di zaman sekarang sepertinya bukan lagi hal yang sulit, hampir setiap orang di Indonesia memiliki kamera pada hand phone (HP) nya masing-masing. Kamera HP sudah cukup membantu mendokumentasikan flora. Untuk dokumentasi fauna, memang butuh kamera lebih canggih khususnya untuk memotret satwa burung, mamalia dan satwa dengan pergerakan cepat lainnya.
Fotografi bisa dipelajari, baik dari buku panduan maupun dari para fotografer langsung. Jika dibandingkan dengan sketsa yang mungkin butuh bakat atau keahlian yang tidak semua orang mampu melakukannya, fotografi diyakini lebih mudah untuk dilakukan. Walau dalam kondisi tertentu kemampuan sketsa juga perlu dilatih sebagai penunjang dalam kegiatan pengamatan.
Dari foto kita bisa menikmati keindahan dan keunikan flora maupun fauna yang tidak terjadi setiap hari, sehingga hasil fotografi alam liar sangatlah berharga. Setiap foto sangat berarti menunjang upaya pelestarian kehati. Dengan adanya foto, kita pun bisa mengerti dan kenal lebih dalam objek kehati yang kita amati. Anggrek misalnya, ada waktu dimana dia mekrok menampakkan keindahan bunganya dimana momen tersebut tidak bisa diperoleh setiap saat. Burung misalkan dalam masa biaknya. Dimulai dari momen dimana dia memberi makan anaknya sehingga kita bisa tahu material sarang burung tersebut, jenis pakan apa saja yang diberikan untuk anaknya dan hal lainnya.
Ketika melakukan pengamatan baik flora maupun fauna, sekiranya kita menemukan hal unik atau hal baru, tentu kesemuanya akan mudah kita publikasikan dengan bantuan foto itu tadi. Kalau kata orang zaman sekarang “no picture, is hoax”. Benar adanya memang, apalagi kita tahu bahwa dalam belajar, dalam melakukan sebuah penelitian, ada hal prinsip yang harus ditanamkan dalam diri kita yaitu “boleh salah, tapi jangan sesekali berbohong”.
Siapapun punya peluang untuk memotret dan siapapun punya kesempatan untuk berkontribusi dalam pendataan kehati di Indonesia. Kalau bahasa kerennya, kita ini adalah peneliti amatir (Citizen Science). Kita punya sosial media seperti Facebook, Instagram dan lainnya dimana kesemuanya bisa kita manfaatkan untuk meng-kampanye-kan keindahan flora maupun fauna, mengatakan kepada khalayak bahwa mereka memang lebih indah di alamnya.
Selain lewat sosial media, banyak cara lain bagi kita memanfaatkan foto-foto karya kita agar bermanfaat dalam upaya pelestarian itu tadi. Pameran foto misalnya, atau bahkan jika kita bisa untuk lebih jauh bisa kita wujudkan dalam bentuk tulisan ilmiah dalam bentuk artikel atau buku bahkan. Tujuannya tidak lain bagaimana memberikan kesadaran bersama betapa pentingnya kelestarian kehati yang nantinya juga akan kembali kepada kita, sebagai manusia. Contoh lain misalkan foto-foto yang ada bisa kita jadikan bahan poster/ leaflet untuk kemudian kita sampaikan dalam pertemuan-pertemuan di masyarakat untuk membantu menyadarkan mereka khususnya yang tinggal disekitar hutan.
Sekarang pilihan ada pada diri kita sejauh mana kepedulian kita. Tanyakan pada diri kita apa yang bisa kita lakukan untuk alam ini, tanyakan pada diri kita apa bukti tanggung jawab kita pada alam ini. Karenanya hayuk kita bekerja untuk alam ini, bekerja dengan hati dan sungguh saksikanlah, semesta akan mendoakan kita, semesta akan mendukungmu. Salam lestari!