Bimbingan Teknis Kemitraan Konservasi
Balai Besar TNBTS menyelenggarakan Bimbingan Teknis Kemitraan Konservasi di Savana Hotel and Convention, Kamis 25 Nopember 2021 yang diikuti oleh KTH (Kelompok Tani Hutan) Konservasi Lingkup Bidang PTN Wil. I TNBTS sebanyak 25 orang.
Sarmin S. Hut selaku Plt. Kepala Bidang PTN Wil. I, TN BTS dalam sambutannya mengatakan "Kemitraan merupakan bentuk kerjasama antar stakeholder yang saling menguntungkan dalam mencapai tujuan bersama. Nilai-nilai yang ada pada konsep kemitraan ini adalah konsep saling percaya, saling menguntungkan dan gotong royong.
Kemitraan konservasi bertujuan selain melindungi alam juga mengendepankan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan hutan. Kemitraan Konservasi saat ini telah menjadi Program Prioritas Nasional melalui kegiatan Penyiapan Prakondisi Pengelolaan Kolaboratif Hutan Konservasi Bersama Masyarakat melalui Kemitraan Konservasi sejak Tahun 2019.
Pelaksanaan Kemitraan Konservasi khususnya di Lingkup Bidang PTN Wilayah I telah ada di 5 (lima) Resort PTN yaitu Resort Gn. Pananjakan, Resort PTN Jabung, Resort PTN Coban Trisula, Resort PTN Patok Picis dan Resort PTN Taman Satriyan. Dengan luas Zona Tradisional yang mayoritas berupa pemanfaatan Hasil Hutan Non Kayu (HHBK) adalah seluas 309 hektar, dikelola oleh 17 kelompok KTH (Kelompok Tani Hutan) dengan jumlah anggota kurang lebih 600 orang, dan 7 KTH diantaranya telah mendapatkan PKS kemitraan Konservasi", tegasnya.
Demsi Daniel, S. Pd, sebagai narasumber pertama mengatakan " Pengelolaan kolaboratif di zona tradisional dapat dilakukan tata kelola bersama, kemitraan yang dikerjasamakan bersifat lestari sehingga kedua belah pihak saling mendapatkan keuntungan. Mitra yang bekerjasama dengan TNBTS harus memahami isi dari adendum kerjasama, mengetahui hak dan kewajibannya.
Selain itu, untuk menjaga kelestarian kawasan TNBTS mitra dapat melakukan patroli secara kolaborasi ataupun secara mandiri. Kesetaraan dibangun secara bertahap. Dalam membentuk sebuah kelompok tani konservasi, komponen perempuan perlu dilibatkan. Selain itu, institusi pendidikan/pelajar perlu dilibatkan, pelajar sebagai generasi berkelanjutan yang memiliki nilai-nilai transformasi”, ungkapnya.
M Nursyamsi Ahadiyanto, S. Hut, sebagai narasumber selanjutnya menjelaskan "Pembinaan KTH bertujuan dapat menciptakan KTH yang produktif, mandiri, sejahtera dan berkelanjutan. Dalam pemanfaatan di kawasan konservasi faktor konservasi tetap harus diperhatikan.
Kelestarian hutan dapat dijual tanpa menebang pohon, dengan cara memberikan label nama kepada pohon, hal tersebut dapat dijadikan sebagai bahan edukasi. Selain itu, KTH diharapkan dapat menghasilkan produk-produk yang mempunyai nilai lebih yang dapat meningkatkan ekonomi”, imbuhnya.
Diharapakan para peserta mampu menyerap ilmu pengetahuan dan motivasi yang telah disampaikan oleh para narasumber. Serta dapat mengimplementasikanya di KTH masing-masing.
Hutan lestari masyarakat sejahtera dan mandiri. (Siti Maya,A.Md/ PEH TNBTS)