• Depan
  • › Kategori: Berita
  • › Field Trip Peserta ASEAN NDC Partnership Workshop ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Field Trip Peserta ASEAN NDC Partnership Workshop ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Myat Su Mon dari Myanmar tampak sangat antusias ketika mendengar penjelasan mengenai jenis-jenis tanaman restorasi pada area “Restorasi Ekosistem” di Zona Rehabilitasi TN BTS. Terutama ketika mendengar keunikan salah satu jenis tanaman restorasi yaitu “Putih Dada” (Acer laurinum) yang merupakan satu-satunya anggota jenis Maple yang tumbuh dibelahan bumi selatan. Senada dengan Myat, Ratana Lukanawarakul dari Thailand juga penasaran dengan penampakan jenis tersebut. Myat dan Ratana merupakan peserta “ASEAN NDC Partnership Workshop” yang sedang melakukan field trip ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

“ASEAN NDC Partnership Workshop” merupakan pertemuan tingkat regional Asia Tenggara untuk membahas mengenai strategi penanganan perubahan iklim di masing-masing negara. Workshop ini dilakukan bersamaan dengan pertemuan tahunan “Working Group on Climate Change”. Kedua event tersebut dilaksanakan di Malang, dengan difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Dilaksanakan pada tanggal 18-20 Desember di Hotel Aria Gajayana, Malang. Tujuan dari workshop ini adalah; pertama, untuk mengembangkan dan mengidentifikasi prioritas national dalam implementasi NDC (Acuan Kontribusi National) untuk penurunan emisi gas rumah kaca pada masing-masing negara; kedua, sebagai forum berbagi pengalaman dalam membangun kapasitas dan meningkatkan ketahanan kelompok marjinal dan rentan terhadap dampak perubahan iklim; dan ketiga sebagai forum berbagi pengetahuan dan hasil penelitian terkait perubahan iklim, khususnya bagi penerapan NDC yang lebih baik. Delegasi yang hadir merupakan praktisi yang bekerja di lemabaga setingkat Kementerian yang menangani permasalahan lingkungan, kehutanan, pertanian dan perikanan serta dari lemabaga penelitian pada bidang serupa. Negara-negara yang mengirimkan delegasinya pada workshop ini adalah Brunei Darussalam, Kamboja, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam.

Salah satu rangkaian kegiatan dari workshop tersebut adalah  field trip ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada tanggal 20 Desember 2017. Perjalanan field trip dimulai dengan melihat area restorasi ekosistem di zona rehabilitasi yg berbatasan dengan desa Enclave Ngadas. Kegiatan restorasi ini dilakukan dengan skema kerjasama teknis dan pendanaan antara KLHK dan JICS (Japan International Cooperation System). TN BTS merupakan salah satu taman nasional yang terpilih sebagai lokus kegiatan restorasi tersebut. Sesi di area restorasi in dipandu oleh Andi Iskandar, Field Manajer JICS, yang memaparkan secara singkat mengenai tujuan restorasi, jenis tanaman restorasi, kendala teknis dan inovasi pola penanaman.  Diskusi menarik terjadi ketika peserta dari Thailand mengungkapkan pengalamannya dalam menangani spesies asing invasif dengan menggunakan metode restorasi sederhana, sehingga pertumbuhan spesies asing invasif dapat tertekan. Peserta juga tertarik akan mengetahui informasi mengenai penggunaan tanaman buah untuk tanaman restorasi di batas kawasan dengan desa enclave sebagai strategi engagement dengan masyarakat desa enclave. Masyarakat dapat memanen buah tersebut dan menjualnya karena nilai ekonominya yang cukup tinggi. Tanaman buah yang ditanam adalah Carica dan Terong Belanda, dan peserta tampak sangat antusias ketika mencoba rasa dari buah-buahan tersebut.  Lao Sethapal dan Sambol Pok dari Kamboja mengatakan dinegara mereka ada buah dengan rasa yang serupa dengan terong Belanda yang barusan mereka coba.

Lokasi field trip selanjutnya adalah area Bromo dan sekitarnya. Pemberhatian pertama adalah di area Savana yang sering disebut sebagai Bukit Teletubbies oleh pengunjung TN BTS. Peserta field trip terkejut dan kagum ketika mengetahui bahwa mereka sedang berada di dasar kaldera raksasa dari gunung purba Tengger. Keunikan ekosistem savanna, pamandangan bukit-bukit hijau dan dinding kaldera merupakan target utama sebagai background sesi foto bersama maupun swa-foto.

Dari Savana, field trip dilanjutkan menuju Laut Pasir dan Gunung Bromo. Para delegasi negara ASEAN terkesan dengan kontrasnya ekosistem di savanna dan laut pasir meskipun berada dalam satu bentang lahan yang sama. Terlebih lagi ketika mengetahui bahwa dari tengah Kaldera Tengger, muncul beberapa gunung api yang pernah aktif dimasa lalu.  Pemandangan kawah Bromo sebagai gunung api muda yg masih aktif adalah tujuan utama, namun karena kabut dan gerimis, hanya beberapa peserta yang berhasil sampai ke puncak Gunung Bromo. Suasana dingin menjadi hangat dengan diskusi informal mengenai manajemen masyarakat yang berjualan di dalam area taman nasional. Diskusi kecil ini menjadi ajang berbagi pengalaman mengelola taman nasional di negara masing-masing. Sebuah pengalaman yang cukup langka mengingat peserta field trip adalah praktisi dan peneliti yang cukup berpengalaman di bidangnya.

Field trip ditutup dengan makan siang dan ngobrol santai di Homestay Rani, Tumpang. Semoga field trip tersebut memberi pengalaman yang berkesan bagi tamu dari negara-negara tetangga itu.

-mdn-